dakwatuna.com -
Tak terasa bulan yang dinanti umat islam sebentar lagi akan datang
menghampiri kita. Sebuah bulan dimana pahala akan benar-benar didiskon
dan ampunan dibuka lebar-lebar. Bulan apa lagi kalau bukan bulan
Ramadhan, bulan dimana kita berkesempatan untuk berjuang memperbaiki
diri, mengoptimalkan berbagai opsi Ibadah yang ada dan semaksimal
mungkin memohon ampun dosa-dosa kita.
Namun ternyata masyarakat sering melupakan bulan yang tak kalah mulianya ketimbang bulan Ramadhan. Bulan Sya`ban yang notabene waktunya sebelum Bulan Ramadhan seringkali luput dari perhatian umat Islam dalam hal optimalisasi ibadah di bulan Ramadhan. Aisyah pernah berkata, “Rasulullah SAW tidak pernah
berpuasa sunnah di satu bulan lebih banyak daripada bulan Sya’ban. Sungguh, beliau berpuasa penuh pada bulan Sya’ban”. (HR. Bukhari)
Terkait dengan kebiasaan puasa itu, sahabat Usamah pernah bertanya pada Nabi SAW, “Wahai Rasulullah, saya tidak melihat Rasul melakukan puasa (sunnah) sebanyak yang Engkau lakukan dalam bulan Sya’ban.’ Rasul menjawab: ‘Bulan Sya’ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan yang dilupakan oleh kebanyakan orang. Di bulan itu perbuatan dan amal baik diangkat ke Tuhan semesta alam, maka aku ingin ketika amalku diangkat, aku dalam keadaan puasa.” (HR. Abu Dawud dan An Nasai, lihat shahih targhib wat tarhib 425 dan shahih abu Dawud 2/461)
Kemuliaan Sya`ban
Dari
uraian singkat di atas, dapat dilihat betapa Bulan Sya’ban memiliki
keutamaan yang tak kalah mulianya dari bulan-bulan yang lainnya. Dua
kemuliaan disematkan untuk Bulan Sya`ban, diantaranya adalah :
Amal Kebaikan di Bulan Sya`ban diangkat Oleh Allah
Hal
ini terlihat secara jelas berdasar penggalan hadits Abu Dawud dan
Nasa’i di atas yang menyebutkan bahwa “Di bulan itu perbuatan dan amal
baik diangkat ke Tuhan semesta alam.” Oleh karena itu, momentum
diangkatnya amalan baik ini bisa dimanfaatkan oleh kita untuk
memperbaiki amal ibadah. Amalan wajib diperbaiki dan amalan sunnah
ditingkatkan sembari mempersiapkan bulan Ramadhan.
Persiapan Menyambut Bulan Ramadhan
Datangnya
bulan Ramadhan memang perlu dipersiapkan sebaik mungkin. Oleh karena
itu, bulan Sya’ban dapat dimanfaatkan untuk introspeksi diri terhadap
amalan-amalan yang telah dilakukannya. Apa yang perlu diperbaiki, apa
yang harus ditingkatkan, dan apa saja yang harus dikurangi. Hal itu
penting dilakukan agar optimalisasi amalan kita di bulan Ramadhan dapat
terpenuhi. Dalam konteks inilah bulan
Puasa di bulan Sya’ban
secara tidak langsung juga dapat digunakan sebagai pemanasan menjelang
bulan Ramadhan. Badan perlu dibiasakan berpuasa agar nantinya tidak
“kaget” ketika menjalani puasa Ramadhan.
Berhati-hati dengan Tradisi
Walaupun
kita mengetahui keutamaan bulan Sya’ban ini, namun kita tidak boleh
melakukan sesuatu yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Misalnya
melakukan ibadah dan ritual-ritual tertentu pada pertengahan bulan ini
(Nishfu Sya’ban). Walaupun pada dasarnya baik, namun ketika telah
dikhususkan pada waktu tertentu, hal itu menjadi hal yang dipertanyakan
karena Rasulullah SAW sendiri tidak mengkhususkannya. Cukuplah melakukan
hal-hal yang secara jelas telah dilakukan Rasulullah SAW.
Hadits-hadits
shahih di atas cukup menjelaskan kepada kita, bahwa untuk memperoleh
keutamaan dari bulan Sya’ban, dapat diperoleh dengan melakukan puasa
sunnah. Mari menyambut bulan Ramadhan dengan amalan-amalan yang maksimal
di bulan Sya’ban. Mari menyambut bulan Ramadhan dengan mengisi sya'ban dengan amal2 sholeh. Jangan sampai kita hanya
terfokus pada optimalisasi di bulan Ramadhan, namun semoga kita bisa
lebih menghidupkan kembali Bulan Sya`ban seraya sebagai batu loncatan
kita dalam optimalisasi Ibadah di Bulan Suci Ramadhan. Insya Allah.
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar